International Typographic Style/Swiss Style

🕰️ Sejarah Singkat
Swiss Style, juga dikenal sebagai International Typographic Style, lahir di Swiss pada awal 1950-an. Gaya ini berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan komunikasi visual yang bersih, objektif, dan fungsional, terutama di masa pasca-Perang Dunia II. Desainer terkenal seperti Josef Müller-Brockmann, Armin Hofmann, dan Emil Ruder menjadi pelopornya. Gaya ini sangat memengaruhi desain grafis modern, termasuk UI/UX dan desain korporat.

📍Ciri Khas Visual

• Penggunaan grid system secara ketat untuk layout

• Tipografi bersih, tanpa dekorasi

• Asimetri terstruktur — tidak selalu simetris, tapi tetap seimbang

• Fokus pada keterbacaan dan hierarki visual

• Tidak banyak ilustrasi atau ornamen; lebih menonjolkan teks

🎨 Kombinasi Warna Umum

• Dominan: Hitam, Putih, Abu-abu

• Warna aksen (sering): Merah, Biru, atau warna primer lain

• Skema warna flat, tanpa gradien

🔤 Kombinasi Font Populer

• Helvetica (ikon Swiss Style), Univers, Akzidenz-Grotesk

• Semua sans-serif modern dengan bentuk netral

• Konsisten dalam ukuran, leading, dan kerning

🧠 Psikologi & Kesan Visual

• Menyampaikan kesan objektif, profesional, dan modern

• Desainnya tidak ingin terlihat “desain” — justru ingin menjadi invisible communicator

• Ideal untuk branding perusahaan, informasi publik, signage, dan dokumen teknis

🧱 Komposisi Umum

• Grid kolom: sering menggunakan sistem modular 2, 3, 4, atau 6 kolom

• Hierarki visual dengan ukuran dan berat font

• Banyak whitespace (ruang kosong) untuk meningkatkan keterbacaan

• Komposisi dinamis tapi tetap harmonis

🔗 Referensi & Contoh

• Buku:

  • Grid Systems in Graphic Design – Josef Müller-Brockmann

  • Typography: A Manual of Design – Emil Ruder

• Situs:

  • Swiss Style Design – Fonts in Use

• Contoh nyata:

  • Poster konser Zürich 1950-an

  • Panduan visual bandara atau transportasi umum

  • Logo dan dokumen resmi organisasi internasional